Psikoanalis Anouchka Grose menjelaskan, ketika si dia mengakhiri segalanya saat sang kekasih masih mencintainya, maka orang itu akan kesulitan mendamaikan amarah dan kesal karena berpikir akan menghabiskan waktunya bersama kekasihnya. Tentu, membingungkan ketika mencintai dan membenci seseorang dalam waktu yang sama.
Apalagi saat hubungan serius berakhir, apakah Anda menginginkannya atau tidak, biasanya sering melalui proses yang panjang untuk pemulihan. Anda pun perlu menghilangkan si dia dari kepala Anda.
"Jika Anda berakhir karena dia adalah mimpi buruk, Anda mungkin memiliki pertanyaan sulit pada diri sendiri mengapa Anda bersama orang yang mengerikan seperti itu.
Grose mengimbau, apa pun alasan Anda berpisah, semua itu memerlukan beberapa proses. Bahkan, meski Anda sudah berkencan beberapa kali dengannya atau Anda baru menjalani hubungan baru, ada hal-hal yang tak bisa dilupakan.
"Ketika saya berada di usia pertengahan 20-an, saya meninggalkan kekasih saya, berbicara dengan mudah ke pacar yang sudah 4 tahun karena seseorang yang jauh lebih menarik," ujarnya seperti dikutip Dailymail, Senin (21/10/2013).
Memang dalam hubungan keduanya itu berlangsung dua kali lebih lama dibanding yang pertama. Namun, apabila hubungan yang kedua berakhir, ia pun penuh penyesalan.
"Mengapa saya meninggalkan seseorang yang begitu penyayang, dan kemudian mengapa saya bertahan begitu lama dengan seseorang yang membuat saya tak bahagia? Kedua keputusan itu tampaknya benar-benar bodoh," ujarnya.
Grose menjelaskan, tak mudah untuk menjalani kehidupan usai putus cinta. Ia pun tak pernah bertemu lagi seperti kekasih pertamanya yang dalam pikirannya seperti orang suci. Namun, Anda harus melupakannya dan melanjutkan kehidupan Anda (move on) usai patah hati. Selain itu, cobalah menerima bahwa masa lalu tak bisa diubah.
"Orang saling menyayangi dan itu bisa memengaruhi seumur hidup," ujarnya.
Terapis perkawinan Andrew G Marshall menunjukkan bagaimana caranya agar Anda bisa segera move on usai patah hati:[lip6]